Saturday, April 4, 2020

Viral, Video Massa Serang Tim Medis COVID-19, Mengapa Muncul Amarah, Panik & Takut di Tengah Pandemi VOCID-19?

loading...
Photo by Ashkan Forouzani on Unsplash
Photo by Ashkan Forouzani on Unsplash

Dunia tersentak saat video dari India ini tersebar luas. Video itu merekam beberapa dokter berlari dikejar massa yang membawa tongkat kayu. Mereka melempari tim dokter itu dengan batu. 

Video ini begitu kontras dengan banyaknya cerita soal pengorbanan tenaga medis dan dukungan masyarakat yang muncul di sana-sini. Mengapa petugas medis yang hendak mendeteksi virus korona baru COVID-19 di Tatpatti Bakhal, Madhya Pradesh, Indore itu diserang? 

Hari itu, Rabu 1 April 2020, tim medis sedang melacak orang-orang yang pernah kontak dengan pasien COVID-19, sebagai upaya menekan penularan virus korona. Tapi siapa sangka dinas hari itu dibalas dengan kemarahan warga. 

Video penyerangan itu diunggah oleh India Today di Youtube. Dalam sekejap, video itu juga beredar di media sosial dan disambut dengan keheranan, keterkejutan, dan kecaman dari berbagai penjuru dunia. Bagaimana bisa petugas medis yang harus berkorban nyawa menghadapi virus corona malah diburu seperti penjahat? 

Penelusuran berbagai media massa di India menemukan ada rumor tak sedap soal apa yang sedang dikerjakan tenaga medis yang tersebar di kalangan warga Madhya Pradesh. Sumbernya? Media sosial. 

Selain rumor, masyarakat setempat juga sudah memendam kekesalan karena mereka kesulitan mendapatkan bantuan kesehatan di tengah kepungan virus korona. Rumor ditambah kemarahan karena sulitnya akses kesehatan berujung pada peristiwa tragis itu: penyerangan terhadap dokter.  

Dua orang dokter perempuan terluka pada hari itu. Rombongan medis ini terbilang beruntung karena saat itu datang bersama petugas dari kepolisian yang segera melindungi mereka dari amuk massa. Polisi menangkap tujuh orang yang wajahnya tertangkap kamera saat kerusuhan itu terjadi. 

*** 

Photo by Tai's Captures on Unsplash
Photo by Tai's Captures on Unsplash

Wabah COVID-19 telah membawa dunia ke ambang krisis kemanusiaan. Informasi yang simpang-siur menambah kecemasan berlebihan kepada masyarakat yang sudah ketakutan tertular virus ini. Tak heran berbagai peristiwa di luar akal sehat pun bermunculan di berbagai penjuru dunia. 

Masih di pekan ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warganya tak menolak jenazah pasien atau suspek COVID-19.  Ia berharap keluarga korban yang sudah kehilangan keluarganya tak ditambah kesedihannya karena mereka tak boleh lihat jenazah keluarganya, tidak boleh datang ke pemakaman. "Pasti akan sangat sakit sekali rasanya," kata Ganjar. 

Pernyataan Ganjar ini dipicu sebuah penghadangan ambulans pembawa jenazah COVID-19 di Banyumas. Jasad yang sama sudah ditolak di beberapa desa sebelum akhirnya menghadapi massa itu. 

Alasannya? Mereka takut orang yang sudah mati itu, meskipun sudah dikuburkan dengan prosedur pemulasaraan pasien virus korona, akan membahayakan desa mereka. (cek beritanya DI SINI)

Perlakuan tak adil bukan saja terjadi kepada suspek dan pasien korona, bahkan orang yang sehat dan tak ada hubungannya pun dimusuhi. Mereka mengalami persekusi hanya karena berwajah Asia lalu dituduh sumber korona. 

Ini terjadi di Inggris ketika seorang pemuda asal Thailand dijotos orang tak dikenal. Juga di Amerika Serikat, orang keturunan Asia merasakan persekusi itu. 

Terkini adalah kejadian di Australia. Dua kakak-beradik perempuan keturunan Asia dicegat dan dimaki. Peristiwa itu terjadi di Sydney, Australia pada 30 Maret 2020. 

Saat mereka berusaha membela diri, para penyerang yang juga dua orang perempuan malah meludahi dan mengacungkan pisau. Alasannya: mereka merasa dua gadis Asia ini biang virus korona. 

Ketika ada yang muncul dan menengahi, kedua penyerang itu pergi sambil seorang di antaranya merekam semua persitiwa itu dan berlalu sambil tertawa puas. 

2 sisters were spat at and verbally assaulted in an anti-Asian, coronavirus-related attack in Australia — here’s what we know pic.twitter.com/B6uDbEtOAG

— NowThis (@nowthisnews) April 1, 2020

Mengapa publik begitu cemas dan panik menghadapi korona? Psikolog Intan Erlita mengatakan, kepanikan terjadi lantaran mereka tidak menyangka jika wabah virus corona mendadak bisa begitu dekat dan mengancam mereka. Apalagi diterpa dengan pemberitaan mengenai virus corona secara terus-menerus sehingga muncul rasa takut dan kepanikan yang membuat akal sehat jadi tidak berjalan. 

Lalu bagaimana caranya agar kita tidak ikut-ikutan massa yang marah di India dan mempersekusi seperti di Australia? "Kita harus fokus pada diri kita dan keluarga aman, itu yang harus dilindungi tapi juga jangan terlalu santai karena virus ini nyata. Pokoknya segala sesuatu harus disikapi dengan secukupnya, waspada dan tahu apa yang harus kita ketahui," kata Intan yang penjelasan lengkapnya bisa kamu baca DI SINI.

Comments


EmoticonEmoticon